The Weed’s Philosophy

Nay, but tell me, I am not unlucky indeed,

To arise from the earth and be only a weed?

Eversince I came out of my dark little seed,

I have tried to live rightly, but still am a weed.

To be torn by the roots and destroyed – this my meed.

And despised by the gardener for being a weed.

Ah! But why was I born when man longs to be freed

Of a thing so obnoxious and bad as a weed?

Now the case of my self and my brothers I plead,

Say – can any good come of my being a weed?

If purpose devine is in all things decreed,

Then there must be some benefit from me – a weed.

If of evil and suffering the world still has need

In its path of development, then I a weed.

Must form part of that plan which in nature I read,

Though I live but to die just for being – a weed.

 

Falsafah Gulma

Nah, katakanlah, bukankah saya ini dirundung nestapa.

Dilahirkan di bumi ini hanya untuk menjadi guma?

 

Semenjak saya muncul dari kegelapan biji kecil tempat asal saya,

Saya telah mencoba hidup baik, namun tetap saja saya sebagai gulma.

 

Untuk direnggut beserta akarku, dan dibinasakan sebagai upah,

Untuk dihinakan oleh pekebun, dan dibuang sebagai sampah.

 

Ah, tetapi mengapa saya dilahirkan, bila tak ada orang yang suka,

Dengan sesuatu yang begitu memuakkan dan buruk seperti gulma?

 

Sekarang, sebab apa saya dan saudara-saudaraku membela diri,

Katakanlah, tidak adakah satupun dari gulma yang dapat digunakan untuk berbangga diri?

 

Bila kodrat berlaku untuk setiap makhluk yang diciptakan,

Maka harus ada sesuatu dari gulma yang dapat dipersembahkan.

 

Bila kejahatan dan penderitaan masih terjadi di dunia,

Dalam perjalanan perkembangannya, maka saya sebagai gulma.

 

Tentu merupakan bagian dari rencana alam semesta,

Meskipun saya hidup, tetapi harus mati hanya karena menjadi gulma.

 

(Martha Martin 1913 Canada